All about primary school. Fun and exciting to be listened to and studied

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 01 November 2017

HAKEKAT KETERAMPILAN BERBAHASA


HAKEKAT KETERAMPILAN BERBAHASA

A.    Hubungan Antaraspek Keterampilan Berbahasa
Keempat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis memiliki hubungan yang sangat erat, meskipun masing-masing memiliki ciri tertentu. Adanya hubungan yang erat ini, pembelajaran dalam satu jenis keterampilan sering meningkatkan keterampilan yang lain.

1.    Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunukasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka (Brooks dalam Tarigan 2006: 3). Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang saling melengkapi, keduanya saling bergantung. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan, keduanya membutuhkan penyandian dan penyandian kembali simbol-simbol lisan. Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat, hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
a.    Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan menirukan. Oleh karena itu, modal atau contoh yang disimak serta direkam oleh anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.
b.    Kata-kata yang dipakai serta dipelajari oleh anak biasanya ditentukan oleh perangsang yang ditemuinya dan kata-kata yang banyak memberikan bntuan atau pelayanan dalam penyampaian gagasan-gagasannya.
c.    Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan di lingkungan sekitar. Hal ini misalnya terlihat nyata dalam ucapan, intonasi, kosakata, penggunaan kata-kata, dan pola-pola kalimat.
d.    Anak yang lebih kecil dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
e.    Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
f.    Bunyi suara merupakan suatu factor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, anak akan terdorong kalau dia mendengar serta menyimak ujaran-ujaran yang baik dan benar dari para guru, rekaman-rekanan yang bermutu, cerita-cerita yang bernilai tinggi, dan lain-lain.
g.    Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pihak penyimak. Umumnya anak menggunakan bahasa yang didengar serta disimaknya (Dawson dalam Trigan 2006: 3).

2.    Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain. Dalam menyimak maupun dalam membaca dibutuhkan penyandian simbol-simbol, menyimak bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis.
Keterampilan menyimak juga merupakan factor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif. Penelitian para pakar atau ahli telah memperlihatkan beberapa hubungan antara mmbaca dengan menyimak sebagai berikut:
a.    Pengajaran serta petunjuk-pentunjuk dalam membaca disampingkan oleh guru melalui bahasa lisan dan kemampuan anak untuk menyimak dengan pemahaman ternyata penting.
b.    Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi pelajaran lisan, selamabertahun-tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pekajarannya di kelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak daripada melalui membaca.
c.    Walaupun menyimak pemahaman lebih unggul daripada membaca pemahaman namun anak-anak sering gagal untuk memahaminya dan tetap menyimpan, menguasai, memakai sejumlah fakta yang mereka dengar atau mereka simak.
d.    Oleh karena itu, para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif fan lebih teratur lagi agar hasil pengajaran itu baik.
e.    Kosakata simak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam membaca secara baik.
f.    Bagi para siswa yang lebih besar atau yang lebih tinggi kelasnya, korelasi antara kosakata baca dan kosakata simak memang tinggi, mungkin 80% atau lebih.
g.    Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek seringkali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu factor pendukung atau factor tambahan dalam ketidakmampuan membaca.
h.    Menyimak turut membantu untuk menangkap ide pokok atau gagasan utama yang diajukan oleh sang pembicara; bagi para siswa yang lebih tinggi kelasnya ternyata bahwa membaca lebih unggul daripada menyimak sesuatu yang mendadak dan memahami informasi yang terperinci.

3.    Berbicara dan Menulis
Berbicara dan menulis merupakan keterampilan produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan menyandikan simbol-simbol, simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis. Komunikasi lisan dan komunikasi tulis erat berhubungan dengan keduanya mempunyai banyak kesejajaran bahkan kesamaan, antara lain sebagai berikut:
a.    Anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis dan kosakata, pola-pola kalimat, serta organisasi ide-ide yang memberi ciri kepada ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya.
b.    Anak yang telah dapat menulis dengan lancer, biasanya dapat pula menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya secara tepat tanpa diskusi lisan pendahulian tetapi dia mesih perlu membicarakan ide-ide rumit yang diperolehnya dari tangan kedua.
c.    Aneka perbedaan pun terdapat antara komunikasi lisan dan tulis.
d.    Membuat catatan serta merakit bagan atau kerangka ide-ide yang akan disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong para siswa untuk mengutarakan ide-ide tersebut kepada para pendengar.
Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan tersebut sering sekali berhubungan satu dengan yang lain.
4.    Berbicara dan Membaca
Terdapat hubungan antara kegiatan berbicara dan membaca antara lain sebagai berikut:
a.    Performansi atau penampilan membaca berbeda dengan kecakapan berbahasa lisan.
b.    Pola-pola ujaran yang tuna aksara atau buta huruf mungkin sekali menggangu pelajaran membaca bagi anak-anak.
c.    Pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak yang lebih tinggi kelasnya turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka.
d.    Kosakata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung. Jika muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, maka guru mendiskusikannya dengan siswa agar mereka memahami maknanya sebelum mereka memulai membacanya.

5.    Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca merupakan kegiatan yang bersifat reseptif. Seorang menulis guna menyampaikan gagasan, perasaan, atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, seseorang membaca guna memahami gagasan, perasaan, atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
Dalam menulis, seseorang harus melalui tahap-tahap perencanaan, penulisan, dan revisi. Dalam melakukan perencanaan sering kali penulis melakukan aktivitas membaca yang ekstenif fan intensif guna menelusuri informasi, konsep-konsep atau gagasan-gagasan yang akan dijadikan bagian dari bahan tulisannya, kemudian dalam proses penulisan si penulis sering melakukan revisi-revisi dengan cara membaca lalu menulis kembali secara berulang-ulang. Jadi, tampak jelas bahwa kemampuan membaca penting bagi proses menulis.
Sebaliknya dalam kegiatan membaca pemahaman sering kali kita harus menulis catatan-catatan, bagan, rangkuma, dan komentar mengenai isi bacaan guna menunjang pemehaman kita terhadap isi bacaan, bahkan kadang-kadang kita merasa perlu untuk menulis laporan mengenai isi bacaan guna berbagai informasi kepada pembaca lain atau justru sekedar memperkuat pemahaman kita mengenai isi bacaan. Selain itu, mungkin pula kita terdorong untuk menulis resensi atau kritik terhadap suatu yang telah kit abaca. Jadi, tampak begitu erat kaitan antara membaca dan menulis dalam kegiatan berbahasa.



Referensi

Slamet, Y. St. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.
Slamet, Y. St. 2007. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbicara. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2006. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Moeliono, Anton. 1988. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

1 komentar:

  1. Merit Casino: Online Casino | Play with Bitcoin, Enjoy the
    The Merit casino bonus program can 메리트 카지노 be triggered when you play with Bitcoin or other worrione cryptocurrencies. You will need to choose the choegocasino maximum amount of

    BalasHapus