All about primary school. Fun and exciting to be listened to and studied

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 31 Oktober 2017

LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR


LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Pendahuluan
Pemasalahan yang sering muncul dan dirasakan menjadi kendala oleh guru-guru dalam mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar adalah kurangnya sumber belajar yang tersedia di sekolah, dan ini diartikan sebagai akibat dari:
1. Kurang atau tidak tersedianya alat peraga praktik (APP)
2. Kurang atau tidak tersedianya buku-buku sumber tentang IPA
3. Buku-buku teks yang beredar sering tidak memuat Standar Isi secara keseluruhan.
Ketiga permasalahan ini terus berkembang sehingga membuat pembelajaran IPA di kelas menjadi kering dan miskin kegiatan, pelajaran IPA menjadi pelajaran hafalan saja, pelajaran IPA tidak bermakna dan ideal lagi. Kondisi pembelajaran seperti ini sangat bertentangan dengan IPA sebagai ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan kegiatan percobaan atau laboratorium, yang pada akhirya kondisi ini membuat siswa menjadi bosan dan enggan belajar IPA. Sebenarnya permasalahan ini tidaklah akan menjadi berlarut-larut dan dirasakan menjadi suatu beban yang berkelanjutan kalau kita sebagai tenaga pendidik atau guru menyadari bahwa hakekat belajar IPA adalah belajar tentang alam atau lingkungan dengan berbagai fenomenanya.
1. Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
“Lingkungan” dalam pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai “ segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang temasuk di dalamnya mahluk hidup maupun benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar”, dengan maksud lebih lanjut bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan, sarana atau tempat melakukan percobaan/penyelidikan dan sebagai tempat mendapatkan informasi. Maka dengan pengertian tersebut “lingkungan” merupakan sesuatu yang sangat penting baik sebagai wahana maupun sebagai objek pembelajaran IPA.
Oleh karena itu boleh saja ada anggapan bahwa banyak sekolah miskin atau kekurangan buku sumber atau alat peraga praktik buatan pabrik, tetapi tidak akan ada sekolah yang kekurangan lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Keuntungan Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Berbagai keuntungan bila kita menggunakan alam atau lingkungan sekitar sebagai sumber belajar:
1. Membuat siswa mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung.
2. Membuat siswa mudah mencapai sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan
3. Membuat siswa mengenal dan mencintai lingkungan yang pada akhirnya mengagumi dan mengagungkan penciptanya
4. Membuat pelajaran lebih konkrit
5. Biaya relatif murah
6. Penerapan ilmu menjadi lebih mudah, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga siswa akan merasakan bahwa belajar IPA itu bermakna dan menarik.
7. Sesuai dengan prinsip didaktik dan perkembangan yaitu:
a. Anak berbeda dalam kemampuan dan kecepatan belajarnya
b. Anak berkembang secara optimum sesuai dengan perkembangan fisik, intelektual, sosial serta perasaan berdasarkan azas kebebasan (aktualisasi diri)
c. Belajar dari yang :
Konkrit ke abstrak
Mudah/sederhana ke yang sukar/majemuk
Dekat ke yang jauh
Sudah diketahui/dikuasai kepada yang belum diketahui/dikuasai (pengalaman lama ke pengalaman baru)
d. Mengembangkan motivasi dan prinsip “BELAJAR BAGAIMANA BELAJAR”, dengan dasar metoda ilmiah dan pengembangan ketrampilan proses, sehingga tertanam sikap ilmiah. Penjelasan beberapa ketrampilan proses dan pengembangannya melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan di bahas kemudian.
3. Sumber Daya Lingkungan
Beberapa contoh lingkungan yang dapat dijadikan sumber belajar secara ekologis yang mungkin terdapat di daerah.
a. Sebidang tanah pertanian yang telah ditinggalkan akan memberi kesempatan yang amat baik untuk mengamati suatu proses suksesi atau pergantian.Tumbuhan yang pertama kali muncul dalam ladang tadi di sebut pionir. Karena lingkungan dan ekosistem ladang tadi berganti dari waktu ke waktu, beberapa populasi tumbuhan digantikan oleh yang lain. Pergantian populasi ini disebut suksesi ekologis. Sering juga dapat diamati suatu daerah yang sudah stabil, seperti misalnya rimba yang mungkin berdekatan dengan tanah pertanian yang baru saja ditinggalkan. Adalah amat menarik untuk mempelajari berbagai tingkatan populasi mana yang merupakan tingkat antara darinya.
Suatu hutan atau rimba dekat sekolah dapat dimanfaatkan untuk menyaksikan perubahan musiman pada tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang. Mempelajari bagaimana lingkungan fisik seperti kelembaban, suhu dan banyaknya cahaya matahari mempengaruhi mahluk hidup; mendapatkan contoh-contoh binatang dan tumbuh-tumbuhan yang merugikan dan berguna atau menguntungkan sungguh sangat bermanfaat bagi anak didik. Cara yang dapat ditempuh, ialah mengadakan karya wisata untuk mengamati dan mengumpulkan bahan-bahan dan membawa bahan-bahan yang telah dipilih ke dalam kelas.
b. Bangunan yang sedang didirikan dapat berfaedah untuk melihat bagaimana memasang kawat-kawat jaringan listrik; melihat bagaimana mengisolasi bangunan, melihat bermacam-macam bahan yang dipergunakan; melihat perbedaan tanah yang berasal dari galian fondasi dan yang berasal dari kebun; mempelajari bagaimana memasang saluran buangan air. Kegiatan yang mungkin dilakukan ialah mengumpulkan berbagai bahan bangunan untuk dipelajari misalnya kawat listrik yang memperlihatkan berbagai jenis isolasi listrik, bermacam-macam bahan isolasi panas, contoh tanah dan sebagainya. Selanjutnya dapat diadakan pembicaraan dengan pekerja yang sedang memasang kawat, memasang pipa atau yang sedang mengerjakan pekerjaan lain seperti itu; memperlihatkan cara menentukan tempat dan cara menggali sumur; memperlihatkan pemasangan pipa kalau jamban terdapat di luar rumah, carilah letaknya dalam hubungan dengan penyediaan air dan mengapa tempat itu dipilih.
c. Penggergajian kayu dapat berfaedah untuk mempelajari bagaimana memilih pohon yang akan ditebang; mengetahui bagaimana melindungi pohon yang masih muda; mengetahui jenis kayu yang dianggap tertinggi nilainya dan apa sebabnya; mengamati penggunaan mesin-mesin; melihat bagaimana membuat kayu untuk bangunan dan mengawetkannya; melihat perubahan hidup tumbuh-tumbuhan dan dan binatang kalau suatu daerah habis ditebang pohon-pohonnya. Kegiatan yang mungkin dilakukan antara lain dalam mengunjungi tempat penggergajian kayu untuk mengamati cara kerjanya; membawa ke sekolah contoh-contoh kayu untuk melihat lingkaran-lingkaran usia pertumbuhan; berjalan-jalan di hutan untuk melihat bagaimana caranya kayu ditebang; memeriksa berbagai mesin untuk mengamati bagaimana meisn-mesin itu membantu para pekerja dalam tugasnya.
d. Kebun sayur dan bunga dapat berfaedah untuk mempelajari bagaiman tanam-tanaman cukup memperoleh cahaya matahari, air dan bahan-bahan penting lainnya untuk keperluan tumbuh; mempelajari bagaimana mengerjakan tanah dan mempersiapkannya untuk ditanami; bagaimana memindahkan tanam-tanaman dan menyebarkan biji-bijian, mempelajari bagaimana penyerbukan sendiri dan penyerbukan buatan pada bunga dan bagaimana biji-bijian berkecambah dan tumbuh menjadi besar; mempelajari tanah mana yang baik untuk berbagai jenis tanaman dan bagaimana tanah diuji; mengamati bagaimana tanaman menyimpan makanan serta kemungkinan adanya perubahan apabila musim berganti. Dalam mengunjungi kebun kegiatan yang mungkin dilakukan antara lain mengamati cara tanaman itu tubuh; mengumpulkan biji-bijian dan buah-buahan yang memperlihatkan cara penyebarannya; menanam biji-bijian di kelas untuk mengetahui lebih banyak tentang pertumbuhan tanam-tanaman; mengadakan percobaan dengan tumbuh-tumbuhan untuk melihat pengaruh cahaya; suhu dan kelembaban terhadap pertumbuhan tanaman; menanami kebun sekolah untuk mempelajari lebih banyak tentang pertumbuhan tanaman.
e. Selokan atau kolam dapat bermanfaat untuk mengamati jenis kehidupan tumbuh-tumbuhan dan penyesuaian diri dari batang, akar, daun, bunga dan buah pada keadaan sekitar yag banyak airnya; mempelajari bagaimana binatang menyesuaikan diri untuk hidup di dalam atau dekat air dan membandingkannya dengan binatang darat, mengamati bagaimana binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan tadi berubah kalau musim berganti, mengamati kebiasaan kehidupan binatang dalam memperoleh makanan dan membuat sarang.

4. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Bagaimana memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?. Nilai dari suatu lingkugan sebagai sumber belajar bergantung kepada kecakapan memanfaatkannya. Setiap sumber belajar harus dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu yaitu:
1. Membantu memecahkan permasalahan
2. Lebih dapat menjelaskan konsep atau prinsip-prinsip IPA
3. Memperbesar kecenderungan anak didik untuk menyelidiki alam sekitar.
Dalam mempersiapkan suatu karyawisata, guru dan siswa harus mengerti secara jelas dan pasti permasalahan yang akan dipelajari atau dipecahkan. Guru dan barangkali sebuah kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang siswa, pergi lebih dahulu ke tempat yang akan dituju untuk melihat apakah tempat itu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan mudah didatangi.
Kalau siswa ingin meminta keterangan dari seseorang dari masyarakat setempat, hendaklah dijelaskan benar kepada orang tersebut tentang tujuan kunjungan tadi dan selalu dijaga agar semua penjelasan dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa.
Diskusi yang merupakan lanjutan dari kunjungan tadi hendaklah dipersiapkan seteliti-telitinya. Hendaklah dipergunakan data yang cocok untuk memecahkan soal dan hendaklah dibuat catatan-catatan tertulis tentang apa yang ditemukan kalau tenyata catatan itu akan berguna kelak bagi siswa.
5. Lingkungan dan Pengembangan Ketrampilan Proses IPA
Interaksi yang akrab antara siswa dan lingkungannya akan memotivasi siswa untuk mempelajari IPA, sehigga pelajaran IPA bermakna buat siswa. Keterampilan proses IPA bukanlah sesuatu yang baru dalam IPA atau sains. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan hal-hal yang biasa dilakukan orang apabila ia melakukan IPA (beripa).
Pendekatan keterampilan proses merupakan penjabaran dari metode ilmiah sudah ditekankan baik dalam kurikulum 1984 maupun kurikulum 1994 mulai dari jenjang pendidikan dasar maupun jenjang pendidikan menengah. Namun ini tidak berarti pendekatan lainnya seperti pendekatan konsep ditinggalkan, justru pemahaman konsep-konsep dalam IPA harus diperoleh siswa secara aktif menggunakan keterampilan proses dengan melibatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Dengan mengalami sendiri siswa memiliki bekal untuk mencari dan menemukan konsep atau prinsip. Dengan perubahan filosofis diartikan bahwa siswa tidak lagi belajar IPA, tetapi belajar melalui IPA. Dengan kata lain sebagai guru kita mendidik melalui IPA.
Berdasarkan jenisnya keterampilan proses IPA dibedakan menjadi keterampilan-keterampilan intelektual, fisik dan sosial. Dengan keterampilan intelektual dimaksudkan bahwa pikiran dan logika diperlukan dalam mengembangkan keterampilan proses, misal keterampilan merencanakan percobaan. Keterampilan fisik menunjukkan keaktifan yang nampak dilakukan secara manual misalnya keterampilan memilih dan menggunakan alat, mengukur. Keterampilan sosial terlihat dalam kegiatan yang menekankan pada keterampilan proses antara lain kertrampilan berkomunkasi, misalnya mengemukakan hasil pengamatan. Namun demikian batas antara ketiga jenis keterampilan itu kadang tidak nampak jelas dan melebur menjadi suatu keterampilan yang menyatu. Tetapi penekanan pengembangannya pada jenis keterampilan proses tertentu masih mungkin dilakukan. Keterampilan proses yang dikembangkan kali ini adalah keterampilan mengamati atau observasi dan berkomunikasi ilmiah melalui bagan, grafik, tabel, diskusi dan membuat laporan serta kesimpulan.
6. Mengamati
Mengamati sering diartikan melihat dengan menggunakan indera penglihat saja. Sebenarnya kegiatan mengamati melibatkan suatu proses yang menggunakan berbagai alat indera. Oleh karena itu, istilah mengamati sering diganti dengan istilah observasi. Observasi adalah persepsi kita tentang objek atau peristiwa alam dengan menggunakan satu atau lebih alat indera ( Rustaman, 1989: 3).
Kadang-kadang kita menginginkan informasi yang lebih tepat daripada sekedar yang dapat dideteksi dengan alat-alat indera dan kita melibatkan satu acuan tertentu dengan alat-alat tertentu. Observasi kualitatif yang dilakukan dengan menggunakan instrumen seperti penggaris, timbangan, meteran, gelas ukur, termometer menghasilkan informasi yang tepat dan spesifik (Rustaman, 1989: 4).
7. Komunikasi
Komunikasi merupakan keterampilan sosial yang diperoleh manusia dengan berbagai latihan. Keberhasilan mengajar sering kali juaga ditentukan oleh kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan siswanya.
Dalam IPA, komunikasi dapat dalam bentuk kegiatan seperti mencatat hasil pengamatan yang relevan dengan penyelidikan, mentransfer suatu bentuk penyajian ke bentuk penyajian lainnya, menggunakan kriteria untuk menyajikan data dalam bentuk yang dapat lebih dipahami, misalnya dalam bentuk grafik, tabel, diagram, laporan tertulis ataupun dalam bentuk liasan.
Bahan rujukan : Dari berbagai sumber.

0 komentar:

Posting Komentar