All about primary school. Fun and exciting to be listened to and studied

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 31 Oktober 2017

PENERAPAN METODE PARTISIPATORI DALAM PEMBELAJARAN


Penerapan Metode Partisipatori dalam Pembelajaran
A. Pengertian Metode Partisipatori
Metode Partisipatori merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa merupakan bentuk keberhasilan dari proses pembelajaran. Peserta didik ditempatkan sebagai subjek belajar. Dalam metode ini, guru berperan sebagai pemandu atau fasilitator. Metode Partisipatori diterapkan ketika guru mengharapkan peran siswa secara penuh. Adapun ciri-ciri yang menonjol dari metode ini adalah :
1. Belajar dari realitas atau pengalaman.
2. Tidak menggurui.
3. Dialogis (bersifat komunikatif baik secara lisan maupun tulisan).

B. Prinsip Dasar Metode Partisipatori
Berkaitan dengan penyikapan / sikap guru terhadap siswa, partisipatori beranggapan bahwa :
1. Setiap siswa memiliki keunikannya masing-masing. Siswa mempunyai kelebihan dan kelemahan yang berbeda dengan individu lain. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang.
2. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak.
3. Dunia anak adalah dunia bermain.
4. Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia.

Dalam Metode Partisipatori, siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Keaktifan siswa berupa melakukan kegiatan secara mandiri. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh motivasi, pandai berperan sebagai mediator, dan kreatif.

Sebagai pemandu, guru diharapkan memiliki watak sebagai berikut :
1. Kepribadian yang menyenangkan dengan kemampuannya dalam membimbing siswa.
2. Kemampuan sosial dengan kecakapan menciptakan dinamika kelompok secara bersama-sama dan mengontrolnya tanpa merugikan partisipan / siswa.
3. Mampu mendesain cara memfasilitasi yang dapat membangkitkan partisipasi selama proses berlangsung.
4. Kemampuan mengorganisasi proses dari awal hingga akhir.
5. Cermat dalam melihat persoalan pribadi siswa dan berusaha memberikan jalan agar siswa menemukan jalannya.
6. Memiliki ketertarikan terhadap subjek belajar, dalam hal ini adalah siswa.
7. Fleksibel dalam merespon perubahan kebutuhan belajar siswa.
8. Pemahaman yang cukup atas materi pokok pembelajaran.

C. Pengertian Tehnik Simulasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) simulasi diartikan sebagai metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya, penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan berupa model statistik atau pemeranan. Tehnik simulasi dapat dilakukan dalam bentuk sosiodrama, bermain peran, atau permainan simulasi.

Secara harfiah simulasi adalah peniruan dari keadaan sebenarnya. Dalam dunia pendidikan, simulasi digunakan sebagai strategi untuk memberikan kemungkinan kepada siswa agar dapat menguasai suatu keterampilan melalui latihan dalam situasi tiruan. Istilah simulasi erat hubungannya dengan role playing (main peran) dan sosiodrama.

Role playing atau bermain peran adalah penampilan suatu peran yang ditentukan terlebih dahulu. Sosiodrama adalah bermain peran oleh suatu kelompok yang difokuskan pada masalah hubungan antar manusia. Permainan simulasi (simulation games) adalah permainan dimana siswa memegang peran tertentu seolah-olah betul-betul terlibat dalam situasi sebenarnya.

D. Langkah-langkah Simulasi
1. Pemilihan situasi, masalah, atau permainan yang cocok untuk membantu kelompok mencapai tujuan intruksional melalui main peran, sosiodrama, dan simulasi.
2. Pengorganisasian kegiatan sehingga peran dan tugas-tugas menajadi jelas, serta peralatan, waktu dan tempat memadai.
3. Persiapan petunjuk-petunjuk yang akan memudahkan siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut secara jelas pada semua siwa.
5. Menjawab pertanyaan yang bertalian dengan kegiatan.
6. Pemilihan siswa untuk peran-peran, terutama didasarkan pada kemampuan siswa yang akan memainkan perannya.
7. Membantu siswa dalam masa persiapan.
8. Mengawasi kegiatan simulasi sehingga setiap peran dan tugas dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah dibahas.
9. Menyampaikan saran-saran kebaikan selama simulasi berlangsung.
10. Mengadakan evaluasi dengan menekankan pada apa tujuan simulasi tersebut diberikan untuk mencapai suatu tujuan, serta untuk perbaikan kegiatan simulasi selanjutnya.

E. Prinsip dan Prosedur Pelaksanaan Simulasi dalam Pembelajaran Bahasa
Dalam pelaksanaan simulasi sebagai suatu strategi dalam pembelajaran bahasa, guru hendaknya mengindahkan prinsip dan prosedur sebagai berikut :
1. Dalam simulasi harus terdapat suatu tujuan yang hendak dicapai, keterampilan bahasa apa yang menjadi sasaran pokok.
2. Siswa terbagi ke dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok mendapat tugas melakukan simulasi yang sama atau berlainan.
3. Penentuan topik dan peran disesuaikan dengan kemampuan bahasa, tingkat sekolah, dan situasi. Siswa dapat diikutsertakan dalam penentuan topik dan peran.
4. Dalam simulasi, selain tujuan pokok seperti poin 1, harus terdapat pula tujuan-tujuan yang menyangkut dominan kognitif (penambahan pengetahuan tentang berbagai konsep dan pengertian), dominan afektif (seperti kesenangan, keharusan, solidaritas, simpati, kerjasama, dan lain-lain), serta dominan psikomotor (keterampilan bertanya, memimpin, mengambil keputusan, dan sebagainya).
5. Terdapat petunjuk tentang peran, situasi, dan pembagian tugas.
Berdasarkan contoh langkah-langkah pelaksanaan simulasi yang telah dikemukakan, dapat ditentukan prosedur simulasi sebagai berikut :
1. Menentukan topik.
2. Memberikan gambaran mengenai situasi yang akan disimulasikan.
3. Mengorganisasikan kegiatan : pembentukan kelompok serta penentuan peran dan pemeran, pengaturan ruang, peralatan, dan lain-lain.
4. Memberikan penjelasan kepada kelompok dan pemeran tentang hal-hal yang mesti dilakukan.
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya.
6. Memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok untuk menyiapkan diri.
7. Menetapkan alokasi waktu.
8. Melaksanakan simulasi. Guru mengadakan pengawasan, membantu dan menyampaikan saran serta membuat catatan-catatan tenang kesalahan-kesalahan (bahasa, pelaksanaan dan lain-lain).
9. Mengadakan evaluasi dan tindak lanjut.

F. Pengertian Keterampilan Membaca dan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan Membaca
Pada hakikatnya membaca terdiri dari dua bagian, yakni membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada kreatifitas fisik dan mental, sebagai produk mengacu pada konsekuensi aktivitas saat membaca. (Santosa, 2007 : 6)

Ada beberapa aspek yang terlibat dalam proses membaca, yakni :
a. Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis.
b. Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol.
c. Aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada.
d. Aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dibaca.
e. Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca.
Interaksi dari kelima aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca.

Pembelajaran membaca terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Pembelajaran Membaca Permulaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengajaran membaca, sebagaimana dikemukakan berikut ini : peningkatan ucapan, kesadaran fonetik (bunyi), hubungan antar bunyi dan huruf, kemampuan mengingat, orientasi dari kiri ke kanan, keterampilan kosa kata dan makna kata.

Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapkan pada anak yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan bunyi dan huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun ketidakmampuan anak memahami isi bacaan.

b. Pembelajaran Membaca Lanjut
Proses membaca terdiri dari beberapa aspek, antara lain :
1) Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis.
2) Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol.
3) Aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan berfikir, kamampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari.
4) Aspek efektif.
Jenis-jenis membaca, meliputi :
1) Membaca bersuara, meliputi membacakan, membaca teknik, membaca indah.
2) Membaca dalam hati (membaca pemahaman), meliputi membaca intensif, membaca kritis, membaca memindai, membaca bahasa, membaca apresiatif, membaca pustaka, membaca studi.
Tingkat pemahaman bacaan, meliputi :
1) Pemahaman literal, yaitu pemahaman isi bacaan sebagai yang tersurat dalam bacaan.
2) Pemahaman inferensial, yaitu pemahaman isi bacaan dengan menafsirkan isi bacaan (ada yang bermakna kias).
3) Pemahaman kritis, yaitu pemahaman dengan mengkritisi bacaan (pembaca dapat mengetahui yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk).
4) Pemahaman kreatif, yaitu pemahaman bacaan untuk megkreasikan kembali isi bacaan.
2. Pengertian Pembelajaran Berbicara
Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Brown and Yule (1983) yang dikutip Tarigan mengatakan bahwa berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk megekspresikan atau menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Berbicara memerlukan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, dan linguistic secara luas. Berbicara merupakan kemampuan bahasa yang bersifat sosial karena tidak mungkin orang melakukan kegiatan berbicara secara formal tanpa kehadiran orang lain.

Klasifikasi berbicara dapat dilakukan berdasarkan tujuannya, situasinya, cara penyampaiannya, dan jumlah pendengarnya. Adapun materi pembelajaran berbicara di Sekolah Dasar di antaranyaa : bercakap-cakap, berdialog, berdiskusi, wawancara, berpidato, bermain peran, berbalas pantun dan sebagainya.

Berdaasarkan tujuannya dikenal antara lain :
a. Berbicara untuk memberitahukan, melaporkan, menginformasikan.
b. Berbicara untuk menghibur.
c. Berbicara untuk membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan.
Berdasarkan cara penyampaiannya dikenal antara lain :
a. Berbicara mendadak.
b. Berbicara berdasarkan catatan.
c. Berbicara berdasarkan hafalan.
d. Berbicara berdasarkan naskah.
Berdasarkan jumlah pendengarnya dikenal antara lain : berbicara antar pribadi, berbicara dalam kelompok kecil, berbicara dalam kelompok besar.
Tujuan utama pembelajaran berbicara di Sekolah Dasar adalah melatih siswa agar dapat berbicara dalam bahasa apapun dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan bahan pemelajaran berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesaankan, menceritakan kembali cerita yang pernah dibaca atau didengar, mengungkapkan pengalaman pribadi, bertanya jawab berdasarkan bacaan, bermain peran, berpidato, dan bercakap-cakap.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menggunakan Metode Partisipatori
A. Persiapan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran ini, antara lain :
1. Materi yang akan disampaikan, guru menyampaikan bahwa pada pembelajaran ini siswa akan bermain peran dalam kelompok mengenai suatu cerita.
2. Media yang akan digunakan, guru menyampaikan bahwa setiap kelompok akan mendapat teks drama yang berbeda.
3. Waktu dan tempat pelaksanaan pembelajaran, guru menyampaikan bahwa pembelajaran akan dilaksanakan di dalam kelas.

B. Kegiatan Inti / Pelaksanaan
1. Pembukaan
1) Siswa masuk ke dalam kelas berjabat tangan dengan guru.
2) Guru membuka pembelajaran dengan salam.
3) Ketua kelas memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Inti dan Evaluasi
1) Guru menyampaikan pengantar dengan melakukan tanya jawab tentang cerita-cerita wayang yang dikenal siswa.
2) Guru memberikan teks cerita kepada masing-masing siswa untuk dibaca secara mandiri.
3) Setelah siswa selesai membaca, guru melakukan tanya jawab tentang isi bacaan tersebut.
4) Siswa dapat mencatat kosa kata yang dianggap asing.
5) Guru membagi siswa ke dalam kelompok sedang yang terdiri dari 5-7 siswa.
6) Setiap kelompok dibagikan sebuah teks drama yang berbeda.
7) Masing-masing siswa dalam kelompok mendapat peran sesuai dengan kesepakatan anggota kelompok dan saran dari guru.
8) Siswa diberikan kesempatan untuk berlatih dan memahami dialog yang dimainkan.
9) Setiap kelompok menampilkan dramanya di depan kelas sesuai dengan nomer urut yang ditentukan oleh guru.
10) Guru menyampaikan kriteria penilaian dalam bermain peran.
11) Pada saat drama berlangsung, guru menilai kemampuan membaca dan berbicara masing-masing induvidu dalam memainkan perannya.
12) Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok dan siswa dengan penampilan terbaik sesuai dengan penilaian guru dan pendapat siswa.

3. Penutup dan Refleksi
1) Guru memberikan penguatan terhadap siswa tentang pembelajaran yang sudah berlangsung.
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
3) Ketua kelas memimpin doa.
4) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
5) Guru dan siswa bernyanyi Sayo Nara sambil berjabat tangan.

C. Hasil yang Diharapkan
1. Siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang cerita berbahasa Jawa serta mampu membuat percakapan dalam Bahasa Jawa
2. Siswa dapat membaca dan berbicara Bahasa Jawa dengan baik dan benar.
3. Siswa dapat mengembangkan imajinasi.
4. Siswa dapat berkarya dengan Bahasa Jawa.
5. Akan ada tindak lanjut bagi kelompok dan pemeran yang menampilkan drama terbaik.



Referensi
Ismawati, Esti. 2009. Perencanaan Pembelajaran Bahasa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Ismawati, Esti & Umaya, Faraz. 2012. Belajar Bahasa Di Kelas Awal. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Purwanto. 2008. Penerapan Metode Partisipatori. https://purwanto65.wordpress.com/2008/07/21/penerapan-metode-partisipatori/. 31 Maret 2015. Yogyakarta.

</div>

3 komentar:

  1. buku yang di pakai apa ya ka ? karna saya mencari buku partisipatori susah. terimakasih ka. mohon di jawab ka
    karna sangat membantu untuk skripsi saya

    BalasHapus