All about primary school. Fun and exciting to be listened to and studied

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 01 November 2017

TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN



Teknik-Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno (2015: 34-37) beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut:
 
1.      Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik. Pernyataan seperti “Bagus sekali”, “Hebat”, “Menakjubkan”, di samping menyenagkan siswa, pernyataan verbal mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan atau pengakuan sosail, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan di depan orang banyak.
2.      Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
3.      Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki. Hal tersebut menimbulkan semacam konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran, dengan sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keras untuk memecahkannya. Dalam upaya yang keras itulah motif belajar siswa bertambah besar. 
4.      Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Dalam upaya itu pun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
5.      Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi anak. Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.
6.      Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat lebih mudah. Jadi gunakanlah hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa.
7.      Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik, tak terduga, dan aneh lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang biasa-biasa saja.
8.      Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.  Dengan jalan itu, selain siswa belajar dengan menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya, dia juga dapat menguatkan pemahaman atau pengetahuannnya tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.
9.      Menggunakan simulasi dan permainan.  Simulasi merupakan upaya untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang sedang dipelajari melalui tindakan langsung. Baik simulasi maupun permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara efektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan lestari diingat, dipahami atau dihargai.
10.  Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan meningkatkan motif belajar siswa.
11.  Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal yang berdampak negative seyogiyanya dikurangi.
12.  Memahami iklim social dalam sekolah. Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan pemahaman itu, siswa mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah atau kesulitan.
13.  Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Guru seyogiyanya memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya. Jenis-jenis pemanfaatan kewibawaan itu adalah dalam  memberikan ganjaran, dalam pengendalian perilaku siswa, kewibawaan berdasarkan hukum, kewibawaan sebagai rujukan, dan kewibawaan karena keahlian.
14.  Memperpadukan motif-motif yang kuat. Seorang siswa giat belajar mungkin karena latar belakang motif berprestasi sebagai motif yang kuat. Dia dapat pula belajar karena ingin menonjolkan diri dan memperoleh penghargaan, atau karena dorongan untuk memperoleh kekuatan. Apabila motif-motif kuat seperti itu dipadukan, maka siswa memperoleh penguatan motif yang jamak, dan kemauan untuk belajarpun bertambah besar, sampai mencapai keberhasilan yang tinggi.
15.  Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Di atas telah dikemukakan, bahwa seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia memahami yang harus dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatannya itu. Makin jelas tujuan yang akan dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya.
16.  Merumuskan tujuan-tujuan sementara. Tujuan belajar merupakan rumusan yang sangat luas dan jauh untuk dicapai. Agar upaya mencapai tujuan itu lebih terarah, maka tujuan-tujuan belajar yang umum itu seyogiyanya dipilih menjadi menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih mudah dicapai.
17.  Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai. Dalam belajar, hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau nilai pekerjaan rumah. Dengan mengetahui hasil yang telah dicapai, maka motif belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang memuaskan.
18.  Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa. Suasana ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengukur kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain. Lain daripada itu, belajar dengan bersaing menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguah. Di sini digunakan pula prinsip keinginan individu untuk selalu lebih baik dari orang lain.
19.  Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan semacam ini dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri. Dengan demikian, siswa akan dapat membandingkan keberhasilannya dalam melakukan berbagai tugas.
20.  Memberikan contoh yang positif. Banyak guna yang mempunyai kebiasaan untuk membebankan pekerjaan para siswa tanpa kontrol. Biasanya dia memberikan suatu tugas kepada kelas dan guru meninggalkan kelas untuk melaksanakan pekerjaan lain. Keadaan ini bukan saja tidak baik, tetapi dapat merugikan siswa. Untuk mengiatkan belajar siswa, guru tidak cukup dengan cara memberi tugas saja, melainkan harus dilakukan pengawasan dan pembimbingan yang memadai selama siswa mengerjakan tugas kelas. Selain itu, dalam mengontrol dan membimbing siswa mengerjakan tugas guru seyogiyanya memberikan contoh yang baik.


Referensi
Hamzah B. Uno. 2015. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

0 komentar:

Posting Komentar